*اللهم صلى على سيدنامحمد * اللهم صلى على سيدنامحمد * اللهم صلى على سيدنامحمد *
Tiga sifat manusia yang merusak adalah, kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan. – Nabi Muhammad Saw

Recent Coment

DIPLOMASI KETAWA VII: PRESIDEN TERONG



Malam itu, sidang terakhir KTT OKI di Doha, Qatar, berlangsung hingga agak larut. Sekitar jam 11 malam waktu setempat baru usai. Keluar ruang sidang, Presiden Abdurrahman Wahid kelihatan capai sekali. Padahal sepuluh menit lagi upacara penutupan.

"Aku nggak kuat lagi ini", kata Presiden, "aku mau langsung tidur saja. Biar Yahya yang nggantiin ikut penutupan!"

Semua orang melongo, tapi tak ada yang berani membantah.

Di ruang sidang saya bingung: hanya dua kursi tersedia, satu untuk Presiden, satunya lagi untuk Menteri Luar Negeri.

"Saya duduk dimana, Pak Alwi?"

"Ya di situ!" Pak Alwi Shihab menunjuk kursi Presiden.

"Itu 'kan ada tagnya Presiden RI... kita tukeran aja deh...", saya merengek.

"Nggak bisa! Saya Menteri Luar Negeri. Harus duduk di kursi saya sendiri!"

Saya celingak-celinguk. Para Kepala Negara sudah duduk dengan anggunnya di singgasana masing-masing. Kecut hati saya. Pantat saya cuma kelas kendil. Mana pantas ditaruh di singgasana semulia itu?

"Perintah Presiden begitu, ya harus ta'at dong!" Pak Alwi mendesak.

Upacara hendak dimulai dan tak ada waktu untuk berdebat lagi. Saya terpaksa duduk dengan pantat yang minggrang-minggring.

Dibelakang podium utama yang megah, terpasang layar tivi real time sepenuh dinding. Ditengah pidato penutupan oleh Raja Qatar, tiba-tiba tampang saya muncul di layar lebar itu! Dari shoot out, pelan-pelan mendekat sampai full-close up. Cukup lama saya dibegitukan --lebih dari tiga menit, saya kira... atau satu abad?-- sehingga saya jengah luar biasa. Berusaha pasang muka serius, jadinya merengut. Maunya senyum, malah kelihatan nyengir! Sudah itu kamera pelan-pelan bergerak turun, ganti menyorot name-tag di meja saya: "President of The Republic of Indonesia"!

Saat itulah saya jadi mengerti. Rupanya Presiden sengaja merancang siasat pengamanannya sendiri. Kalau ada sniper mengincar, pasti akan bingung:

"Apakah Presiden Indonesia mlungsungi?"  


Sebelah kiri: Kolonel Polisi Sutarman, ajudan Presiden. Sebelah kanan: Kolonel TNI Sabar Yudho, Ajudan Presiden. Kalau di kiri-kanan Ajudan Presiden, masa sih yang di tengah bukan Presiden?


Kalau-kalau ada yang tidak paham: "MLUNGSUNGI" adalah istilah Jawa untuk "ganti kulit", seperti kemampuan yang ada pada beberapa spesies reptil (ular), serangga (ulat sutera), kepiting, dan lain-lain.

     Baca Juga
oleh Terong Gosong  pada 15 Desember 2010
KumpulBlogger.com

Tidak ada komentar:

Artikel Terbaru

Tukeran link

Copy kode di bawah masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali Penyejuk Hati